Minggu, 11 Mei 2014

Korelasi individu terhadap lingkungan sosial


          Nama saya Agus Prasetio. Saya adalah seorang remaja berumur 19 tahun. Cita – cita saya adalah menjadi seorang analis yang handal dalam sebuah perusahaan. Itulah sebabnya saya mengambil jurusan Sistem Informasi di Universitas Gunadarma
          Saya memperoleh semua informasi tentang Gunadarma melalui media online. Selain itu saya juga banyak mendapat masukan dari para sahabat saya. Ya, memang saya orang yang agak aktif bertanya di dalam lingkungan saya. Sifat saya yang mudah bergaul mempermudah saya mendapat berbagai informasi tentang apa yang saya butuhkan.
          Saya adalah tipe orang yang gemar bersosialisasi terhadap sesama. Hal itu dapat terjadi di lingkungan rumah, kampus, atau pun di organisasi. Bicara tentang organisasi, saya adalah salah satu anggota klub motor. Bukan klub motor yang biasa memacu adrenalin di jalan dengan cara yang tidak aman, melainkan klub motor yang memiliki solidaritas yang tinggi terhadap sesama. Tumbuh dan bergaul di lingkungan klub motor, membuahkan hasil yang positif untuk saya.Karena klub motor ini mengajarkan saya untuk selalu mengingat keselamatan dalam berkendara. Selain itu, saya juga menjadi terbiasa kompak terhadap sesama, karena dalam klub motor, saya terbiasa mementingkan solidaritas. Ibaratnya, kami sesama anggota klub motor sudah seperti saudara. Hal ini pula lah yang menjadi alasan kuat bagi saya untuk bergabung dengan klub ini.
          Tentunya selain hal positif, ada pula hal negatif. Klub motor ini hampir selalu mengadakan perkumpulan di malam hari setiap hari Sabtu. Hal ini yang memicu kekhawatiran ibu saya. Namun ayah saya memberikan kepercayaan penuh kepada saya untuk bergaul dengan sehat diluar sana, sehingga saya bisa terus bergabung dengan klub motor ini.
          Berbicara tentang sosialisasi, saya juga cukup aktif dalam kehidupan dunia maya. Terbukti dengan saya memiliki akun dalam beberapa situs jejaring sosial. Alasan saya aktif dalam dunia maya adalah untuk menambah teman dan mempermudah bisnis online yang saya jalankan. Saya tidak terlalu aktif menggunakan media cetak. Saya lebih sering menggunakan media online dan media elektronik.
          Mudah bergaul bukan berarti mudah dalam segala hal. Terkadang saya malah mudah terbawa perkataan orang lain. Seperti misalnya saya pernah tertipu saat bertransaksi via media online. Saat itu saya hendak membeli handphone kepada seorang teman di dunia maya. Sifatnya yang ramah dan persuasif membuat saya dengan mudahnya terpengaruh oleh kata – katanya. Akhirnya, saya tertipu olehnya dan membuat sejumlah uang saya melayang. Dari hal itu saya mendapat pelajaran yang nyata bahwa mudah bergaul tidak berbanding lurus dengan mudah percaya. Kita memang boleh bergaul dengan siapa saja. Tapi yang namanya kepercayaan tetap harus memandang siapa orang yang kita percaya.
          Kehidupan saya di sekitar rumah boleh dibilang aktif. Banyak yang meminta tolong kepada saya untuk membantu melakukan sesuatu. Karena saya baik, mereka pun memberi feedback yang sama. Meskipun mereka memberi upah, saya menolak, tetapi tetap saja memaksa saya untuk menerimanya. Akhirmya mau tidak mau saya menerimanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar