Konsep lain dalam hubungan antarbudaya adalah adanya asimilasi
(assimilation) yang terjadi antara komunitas-komunitas yang tersebar di
berbagai daerah. Koentjaraningrat menyatakan bahwa asimilasi adalah proses
sosial yang timbul apabila adanya golongan-golongan manusia dengan latar
kebudayaan yang berbedabeda yang saling bergaul secara intensif untuk waktu
yang lama sehingga kebudayaan-kebudayaan tersebut berubah sifatnya dan wujudnya
yang khas menjadi unsur-unsur budaya campuran.
Menurut Richard
Thomson, asimilasi adalah suatu proses di mana individu dari kebudayaan asing
atau minoritas memasuki suatu keadaan yang di dalamnya terdapat kebudayaan
dominan. Selanjutnya, dalam proses asimilasi tersebut terjadi perubahan
perilaku individu untuk menyesuaikan diri dengan kebudayaan dominan.
Proses asimiliasi
terjadi apabila ada masyarakat pendatang yang menyesuaikan diri dengan
kebudayaan setempat sehingga kebudayaan masyarakat pendatang tersebut melebur
dan tidak tampak unsur kebudayaan yang lama. Di Indonesia, proses asimilasi
sering terjadi dalam masyarakat karena adanya dua faktor. Pertama, banyaknya unsur
kebudayaan daerah berbagai suku bangsa di Indonesia. Kedua, adanya unsur-unsur
budaya asing yang dibawa oleh masyarakat pendatang seperti warga keturunan
Tionghoa dan Arab yang telah tinggal secara turun-temurun di Indonesia. Di
dalam masyarakat, interaksi antara masyarakat pendatang dan penduduk setempat
telah menyebabkan terjadinya pembauran budaya asing dan budaya lokal.
Contoh asimilasi budaya
tersebut terjadi pada masyarakat Batak dan Tionghoa di Sumatra Utara. Menurut
Bruner, para pedagang Tionghoa yang tinggal di daerah Tapanuli sadar bahwa
mereka merupakan pendatang sehingga mereka berusaha belajar bahasa Batak dan
menyesuaikan diri dengan adat istiadat setempat karena dianggap menguntungkan
bagi usaha perdagangan mereka. Sebaliknya, anggota masyarakat Batak Toba yang
tinggal di Medan berusaha menyesuaikan diri dengan kebudayaan masyarakat
setempat yang didominasi etnik Tionghoa. Selanjutnya, ia akan belajar bahasa
Cina karena pengetahuan tersebut dianggap berguna dalam melakukan transaksi perdagangan
dengan warga keturunan Tionghoa.
Masyarakat Indonesia
adalah masyarakat yang plural dan multietnik karena beragamnya kebudayaan dan
adat istiadat suku bangsa yang terdapat di Indonesia. Namun, kehidupan manusia
selalu mengalami perubahan yang berpengaruh terhadap kebudayaan masyarakat
karena adanya suatu kontak antarkebudayaan yang akan saling memengaruhi satu
sama lain. Kontak antarbudaya tersebut memberikan pengaruh terhadap beragamnya
kebudayaan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar